risques-niger.org – Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, telah mengumumkan progres transformasi yang dilakukan pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selama periode 4,5 tahun terakhir. Inisiatif transformasi ini diambil sebagai respons atas permasalahan finansial yang dihadapi oleh beberapa BUMN besar seperti PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Tujuan utama dari transformasi ini adalah untuk menghindari terulangnya kasus serupa di masa depan.
Restrukturisasi BUMN: Pendekatan Klaster dan Pemangkasan Jumlah Korporasi
Menurut Tiko, sapaan akrab Kartika Wirjoatmodjo, proses transformasi tersebut membagi BUMN menjadi 12 klaster dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan fokus pada core business masing-masing klaster. Selain itu, adanya pengurangan jumlah BUMN dari 120 menjadi 40 perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan kinerja korporasi.
Fokus Restrukturisasi pada BUMN dengan Tantangan Keuangan
Kartika Wirjoatmodjo menegaskan bahwa saat ini terdapat beberapa BUMN yang dalam proses restrukturisasi, termasuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Beliau juga menyinggung adanya tantangan dalam proses restrukturisasi pada perusahaan-perusahaan di sektor farmasi seperti PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk.
Target Penyelesaian Restrukturisasi dan Optimisme Terhadap Masa Depan
Target penyelesaian untuk proses restrukturisasi ini adalah Oktober 2024, dengan ekspektasi bahwa setelahnya tidak akan ada lagi masalah yang muncul. Kartika Wirjoatmodjo berharap bahwa di bawah kepemimpinan Menteri BUMN saat ini, Erick Thohir, dan dirinya sendiri, semua proses restrukturisasi dapat diselesaikan tepat waktu, meninggalkan BUMN dalam keadaan yang lebih sehat dan stabil.
Dalam upaya mencegah permasalahan keuangan yang menimpa beberapa BUMN di masa lalu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo telah mengambil langkah-langkah strategis melalui proses transformasi yang berorientasi pada klasterisasi dan restrukturisasi. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada pemulihan BUMN yang sedang terlilit masalah, tetapi juga pada penguatan struktur dan tata kelola korporasi untuk mencegah terjadinya krisis serupa di masa mendatang. Dengan target penyelesaian di bulan Oktober 2024, ada optimisme bahwa BUMN akan bergerak menuju masa depan yang lebih stabil dan produktif.