RISQUES-NIGER.ORG – Santan adalah salah satu bahan pokok dalam banyak masakan di berbagai budaya, terutama di Asia Tenggara. Meskipun santan segar memiliki rasa dan aroma yang khas, umur simpannya sangat singkat dan harus segera digunakan. Di sisi lain, santan kemasan dapat disimpan jauh lebih lama. Artikel ini akan menjelaskan beberapa alasan mengapa santan kemasan memiliki daya tahan simpan yang lebih panjang.
1. Proses Pasteurisasi
Santan kemasan biasanya diproses melalui pasteurisasi. Proses ini melibatkan pemanasan santan hingga suhu tertentu untuk membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan pembusukan. Pasteurisasi efektif dalam menghentikan aktivitas enzim dan mengurangi jumlah bakteri, ragi, dan jamur yang mungkin ada dalam santan, sehingga memperpanjang masa simpannya.
2. Kemasan Aseptik
Kemasan aseptik adalah teknologi kemasan yang memungkinkan santan (atau produk makanan cair lainnya) disimpan dalam jangka waktu lama tanpa membutuhkan pendinginan. Kemasan ini dirancang untuk mencegah masuknya udara dan cahaya yang dapat mempercepat proses oksidasi dan pertumbuhan mikroorganisme. Material kemasan seperti karton lapis aluminium, plastik, atau kaca steril dapat melindungi santan dari kontaminasi eksternal.
3. Aditif dan Pengawet
Santan kemasan seringkali mengandung aditif atau pengawet yang menambah masa simpan produk. Bahan-bahan ini bisa berupa antioksidan, yang menghambat proses oksidasi lemak, atau pengawet yang mengurangi risiko pertumbuhan mikroba. Penggunaan bahan-bahan ini harus memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku.
4. Kondisi Steril Saat Pengemasan
Saat pengemasan, santan dimasukkan ke dalam wadah kemasan dalam kondisi steril. Proses ini memastikan bahwa tidak ada mikroorganisme yang terbawa saat proses pengemasan yang bisa menyebabkan santan cepat rusak.
5. Pengolahan dan Ekstraksi yang Terkontrol
Santan kemasan dibuat melalui proses ekstraksi yang terkontrol di pabrik. Proses ini memastikan bahwa kandungan air dalam santan diminimalisir, yang mana kandungan air yang tinggi pada santan segar dapat mendukung pertumbuhan mikroorganisme. Selain itu, kontrol kualitas yang ketat selama proses produksi membantu memastikan bahwa santan yang dikemas bebas dari kontaminan.
6. pH Santan
Santan memiliki pH yang relatif rendah (asam), yang dapat menghambat pertumbuhan beberapa jenis bakteri pembusuk. Meskipun demikian, santan segar masih rentan terhadap pembusukan karena adanya mikroorganisme lain yang mungkin tahan terhadap kondisi asam.
Kemajuan dalam teknologi pengolahan dan pengemasan makanan telah memungkinkan santan untuk bertahan dalam jangka waktu yang lama tanpa memburuk. Dari proses pasteurisasi hingga pengemasan aseptik dan penambahan pengawet, berbagai metode telah diterapkan untuk memastikan santan kemasan tetap dalam kondisi terbaik. Meskipun memiliki umur simpan yang lebih panjang, penting untuk selalu memeriksa tanggal kedaluwarsa dan menyimpan santan kemasan sesuai dengan petunjuk pada kemasan untuk menjaga kualitasnya.