risques-niger – Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyatakan bahwa perkembangan teknologi, khususnya Artificial Intelligence (AI), dapat membantu Indonesia mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% yang ditetapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Penyataan ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Kamis (14/11).
Meutya menjelaskan bahwa AI memiliki potensi besar untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi di berbagai sektor ekonomi. “Dengan penerapan AI yang tepat, kita dapat mengoptimalkan proses produksi, meningkatkan kualitas layanan, dan menciptakan inovasi baru yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
AI diharapkan dapat digunakan dalam berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Misalnya, dalam sektor manufaktur, AI dapat membantu dalam pengelolaan rantai pasokan, optimasi produksi, dan peningkatan kualitas produk slot server jepang. Di sektor layanan publik, AI dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi administrasi dan pelayanan kepada masyarakat.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi untuk mendorong penggunaan AI dalam upaya mencapai target pertumbuhan ekonomi. Salah satu strategi adalah dengan meningkatkan investasi dalam penelitian dan pengembangan AI, serta mendorong kolaborasi antara industri, akademisi, dan pemerintah.
“Kita juga akan mendorong adopsi AI di sektor-sektor kunci seperti manufaktur, layanan publik, dan teknologi informasi,” tambah Meutya.
Penggunaan AI untuk pertumbuhan ekonomi juga mendapat dukungan dari komunitas internasional. Menurut laporan dari Accenture, digitalisasi dan AI dapat menjadi kunci untuk meningkatkan produktivitas dan inovasi di berbagai sektor bisnis.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, industri, dan komunitas internasional, Indonesia optimis dapat mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan. Penggunaan AI diharapkan dapat menjadi salah satu faktor utama yang mendorong pencapaian target tersebut.